Sabtu, 31 Oktober 2015

Ketimpangan budaya

Zaman berganti, Budaya kian tercampur baur
Identitas bangsa tergerus, hilangnya Jati diri sendiri
Menyebabkan permasalahan-permasalahan social
Hilangnya Nilai-nilai dan moral-moral masyarakat
Menjadi penyakit bagi generasi muda sekarang
Terbukanya Penerimaan budaya baru, tanpa adanya penyaringan
Sungguh menyesakkan untuk generasi harapan bangsa
Ketertarikan budaya sendiri, sudah  perlahan-lahan mendarah daging
Inilah realitas masyarakat sekarang, yang sungguh memperhatinkan

Ooh malangnya bangsa ini..
Terkekang, terbelenggu, dan terintimidasi oleh kebudayaan asing
Kehilangan kunci untuk membuka gembok kebebasan
Tidak adanya usaha untuk sadar, menjadikan semakin buntunya mendapatkan kunci
Generasi muda oh generasi muda, 
Kapankah engkau sadar akan jajahan budaya asing sekarang ini
Lihat sekilingmu kawan, tidakkah kau sadar


Selasa, 27 Oktober 2015

PENCERAHAN TERHADAP MASYARAKAT

Perkembangan zaman yang kian pesat disaat ini menjadikan banyaknya perubahan-perubahan budaya dan tingkah laku dimasyarakat global. Hal ini menjadikan dinamika social dimana masyarakatnya berubah secara kontras dengan adanya perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang rasional dan dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun. Perlu adanya pendampingan dan pengarahan bagaimana cara bijak dalam melakukan dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi yang baik bagi masyarakat itu sendiri. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir efek buruk yang akan timbul pada hidup lingkungan masyarakat, dan tetap pada fungsi dan perannya sebagai wahana atau ala bantu yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari masyarakat global.
Dalam masyarakat terbagi menjadi dua perbedaan yaitu, masyarakat statis yaitu ialah masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat. Sedangkan masyarakat dinamis adalah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan dengan cepat. Jadi setiap masyarakat pada suatu masa dapat dikatakan statis dan dapat pula dikatakan dinamis. Perubahan-perubahan yang timbul bukanlah semata-mata berarti itu adalah suatu kemajuan, namun dapat pula berarti suatu kemunduran dari bidang-bidang tertentu.
Ketimpangan yang ada dimasyarakat menimbulkan bibit permasalahan yang membudaya dan sulit untuk dihilangkan. Disini ilmu pengetahuan berperan sebagai emansipatoris (emansipatory knowledge) yang mana ilmu pengetahuan lebih menekankan kepada pentingnya peran ilmu pengetahuan sebagai alat untuk proses humanisasi. Hadirnya ilmu pengetahuan diantara masyarakat, diharapkan dapat menetralkan dan membantu masyarakat bagaimana bersikap bijak dalam setiap keputusan dalam menggunakan teknologi dan informasi yang berbagai macam dan bentuknya. Sajak dari awal perkembangan postmodern, semua masyarakat dapat dikatakan layak untuk mendapatkan pengetahuan, meskipun pada kenyataannya banyaknya permasalahan dan rintangan. Dengan adanya ilmu pengetahuan ini masyarakat mulai bangkit untuk mengembangkan diri. Dalam pandangan modern ilmu pengetahuan dapat dikembangkan oleh ilmu pengetahuan itu sendiri, dan dengan demikian ilmu pengetahuan tidak boleh dimuati oleh bias subyektivitas ataupun kepentingan tertentu.
Media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar terhdap berbagai dimensi, baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, pertanian, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Media massa adalah corong utama perubahan masyarakat atau negara menuju peningkatan taraf hidup masyarakat dalam berbagai dimensi.  Namun hal ini juga, media massa mempunyai dua peran fungsi yang prinsip, yaitu positif dan negatif. Tinggal bagaimana kita melihat dan mengambil manfaatnya.  Suatu bangsa besar juga karena media massa, begitu juga bisa hancur karena media massa. Apalagi hanya pembangunan suatu bangsa, bisa juga masuk ke dalam dua kategori tersebut.
Jean Baudrillard mengemukakan terjadinya perubahan besar yang ada pada masyarakat itu dari model mekanisme, produksi metalurgi ke suatu proses suatu industry informasi dan dari produksi ke konsumsi sebagai focus utama ekonomi. Era dimana berbagai prespektif media baru cenderung mengaburkan perbedaan tajam antara realitas dan fantasi, sehingga meruntuhkan suatu keyakinan pada suatu realitas obyektif. Pemikir postmodern menggantikan konsepsi tentang adanya suatu realitas independent dari pengamat (observer) dengan mengajukan gagasan keterikatan subyek dengan dunia.
Kenyataan yang ada dimasyarakat justru kadang terjadi keterbalikan dimana justru suatu perkembangan teknologi lah yang mengendalikan suatu masyarakat. Sifat ketergantungn yang besar mendorong masyarakat untuk memutuskan menjadikan teknologi sebagai pengendali mereka. Adanya keterbebasan dalam pemakaian yang ada menjadikan masyarakat lepas kendali dengan cara bijak pemanfaatan.

sumber : valahulalam.blog
Perkembangan Metode Pengawetan Makanan dari Masa ke Masa
Proses pengawetan makanan dimanfaatkan manusia untuk menghindari makanan membusuk dengan cepat dan mengawetkan makanan dalam jangka waktu yang lama. Mematikan mikro organisme dalam makanan melalui pengawetan menjadikan makanan terhindar dari proses pembusukan. Semakin berkembangnya jaman dan era modernisasi yang menglobal, menjadikan berkembangnya cara-cara proses pengawetan yang lebih canggih. Hal ini didukung dengan fakta lapangan yang menujukkan bahwa dalam proses pengawetan masa lalu masih sangat tradisional dan sederhana, yaitu dengan melalui proses pengeringan makanan dan pemberian garam pada makanan. Pada proses pengeringan makanan yang terjadi adalah untuk mengurangi kadar air pada makanan tersebut, dan hal ini dapat memperlambat munculnya jamur dan bakteri pembusuk, biasanya diterapkan pada daging-dagingan dan ikan laut.
Banyak cara yang dilakukan zaman dahulu untuk proses pengawetan makanan, seperti contoh : fermentasi, pengasapan, dll. Meski sekarang pengawetan makanan secara alami masih dilakukan oleh masyarakat, namun dengan adanya kemajuan teknologi yang lebih terdepan menjadikan pengawetan makanan dalam bentuk pengkalengan dan pembotolan yang lebih menjadi promadona dikalangan masyarakat luas. Dengan adanya makanan kaleng menjadikan masyarakat lebih praktis untuk menbawa makanan kemanapun tanpa takut terjadinya pembusukan untuk waktu yang lama. Tentunya semua ini terjadi dengan adanya penemuan untuk lebih mengefektifkan pembawaan makanan kemana saja. Dan inovasi terbaru ialah pemvakuman yang mana didalam kemasan tersebut tidak ada udara sehingga meminimalisirkan bakteri pembusuk untuk berkembang lebih lanjut. Dengan berkembangnya inovasi dalam pengawetan makanan memiliki kegunaan yang banyak untuk masyarakat luas, hal ini didukung dengan semakin banyaknya inovasi makanan kaleng yang beredar disupermarket dan pasar-pasar didunia.

Hasil wawancara :
Narasumber Pro
a)      Nafal Nadhiroh, Mahasiswi 20 tahun
1)      Pertanyaan   : Apakah anda pernah mengkonsumsi makanan kaleng?
Jawaban       : Pernah mbak, sering juga membeli makanan kaleng.
2)      Pertanyaan               : Apa alasan anda memilih untuk mengkonsumsi makanan kaleng?
Jawaban       : Alasan pertama, karena praktis tinggal dipanaskan, kedua karena
                       memang saya kurang punya waktu untuk memasak sendiri.
3)      Pertanyaan   : Bagaimana menurut anda dalam proses pengawetan makanan lebih
                       baik alami atau pengkalengan?
Jawaban       : eeem, kalo saya sih pengkalengan soalnya didalamnya udah adanya
                      bumbunya, jadi tinggal dipanaskan langsung siap makan. Saya sih pilih
                      praktisnya mbak.
b)      Anton Dwi N, Mahasiswa 25 tahun
1)      Pertanyaan   : Apakah anda pernah mengkonsumsi makanan kaleng?
Jawaban       : Pernah dek, sering malahan kalo belanja tiap bulan selalu beli makanan
                       Kaleng.
2)      Pertanyaan               : Apa alasan anda memilih untuk mengkonsumsi makanan kaleng?
Jawaban       : Yaa, pilih praktisnya aja dek soalnya saya juga kerja dan nggak ada 
                       yang masakin jadi ya mau nggak mau beli yang tinggal praktis aja.
3)      Pertanyaan   : Bagaimana menurut anda dalam proses pengawetan makanan lebih
                       baik alami atau pengkalengan?
Jawaban       : semua kan ada efek baik dan buruknya, tapi kalau dilihat sama keadaan
                       Saya sekarang memang saya pilih makanan kaleng. Kalo yang
                       pengeringan masih harus diolah dulu. Yaaa intinya mau praktisnya gitu
                       dek.
Narasumber Kontra
a)      Ibu Nuraida, Ibu Rumah Tangga 43 tahun
1)      Pertanyaan   : Apakah anda pernah mengkonsumsi makanan kaleng?
Jawaban       : Pernah, tapi nggak sering juga.
2)      Pertanyaan               : Apa alasan anda memilih untuk mengkonsumsi makanan kaleng?
Jawaban       : Biasanya konsumsi makanan kaleng kalo memang saya nggak sempat
                       Memasak, nggak ada waktu luang.

3)      Pertanyaan   : Bagaimana menurut anda dalam proses pengawetan makanan lebih
                       baik alami atau pengkalengan?
Jawaban       : Nggak baik juga sih kalo mengkonsumsinya terlalu sering karena
                      Makanan kaleng kan juga terkontaminasi sama kalengnya itu sendiri.
b)      Ibu Yanti, Guru 38 tahun
1)      Pertanyaan   : Apakah anda pernah mengkonsumsi makanan kaleng?
Jawaban       : Pernah, tapi nggak sering juga
2)      Pertanyaan               : Apa alasan anda memilih untuk mengkonsumsi makanan kaleng?
Jawaban       : waktu-waktu tertentu aja sih, kayak kalo lagi males masak gitu.
3)      Pertanyaan   : Bagaimana menurut anda dalam proses pengawetan makanan lebih
                       baik alami atau pengkalengan?
Jawaban       : Mungkin bagi saya juga nggak baik mengkonsumsi berlebihan, ada
                      takarnya lah. Kan yang alami lebih bagus toh meski harus dilajutkan
                      dengan proses yang lebih lama buat memasaknya, tapikan sehat.

- Contoh video







Kamis, 11 Juni 2015

GERAKAN SEDEKAH OKSIGEN PEMKAB BANYUWANGI

Sebuah program menarik tentang pelestarian lingkungan dilaksanakan Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur. Di kabupaten berjuluk “The Sunrise of Java” itu digalakkan gerakan “Sedekah Oksigen”. Soft launching gerakan ini dilakukan pada malam pergantian tahun baru lalu di Alun-Alun Banyuwangi yang ditandai dengan pemutaran video tentang pentingnya udara bersih dan penanaman bibit pohon trembesi.
“Bumi yang hijau adalah rumah bagi semua makhluk hidup. Ia menjadi tempat berteduh, sumber makanan, sekaligus penghasil oksigen untuk pernapasan bagi semua makhluk yang ada di dalamnya. Kita semua patut menjaganya,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam rilis yang diterima merdeka.com, Senin (6/1)
Anas mengatakan, saat ini kualitas udara mulai berkurang, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan dan masa depan generasi. Ratusan ribu orang meninggal tiap tahunnya akibat dari penyakit yang ditimbulkan dari berkurangnya kualitas udara.
“Perubahan tak pernah datang dari sesuatu yang besar. Karena itu, kami menggalang gerakan peningkatan kualitas udara. Dari Banyuwangi, satu per satu dari kita bertekad untuk menghijaukan daerah dan membersihkan udara dari polutan pencemar,” kata bupati berusia 40 tahun ini.
Maka Banyuwangi pun mendesain gerakan “Sedekah Oksigen”. Ini adalah gerakan berbasis partisipasi warga yang mengajak semua elemen terlibat dalam lomba menyumbangkan lebih banyak oksigen agar udara yang kita hirup lebih bersih dan sehat.
“Oksigen memiliki peran yang penting bagi manusia. Manusia bisa hidup beberapa hari tanpa makanan dan air, tetapi tidak dapat hidup selama beberapa menit saja tanpa oksigen,” kata Anas.
Jika dikonversikan ke dalam rupiah, kata Anas, kita semua akan tercengang dengan betapa pemurahnya Tuhan kepada manusia. Dalam sehari, manusia menghirup oksigen sebanyak 2880 liter. Harga oksigen per liter berkisar mulai Rp 25 ribu. Jika dikalikan, butuh dana Rp 72 juta per hari jika kita harus membeli oksigen atau Rp 67 miliar per tahun.
“Namun kita tidak mengeluarkan sepeser pun untuk menghirup oksigen. Ya makanya ayo giat tanam pohon. Kita tunjukkan bahwa kita tidak tinggal diam,” tegas Anas.
Gerakan “Sedekah Oksigen” ini melibatkan seluruh elemen. Jadi masyarakat luas bisa menyumbang satu tanaman. “Secara berkala akan kami laporkan perkembangan tanaman itu melalui email, jadi mereka tahu dan percaya bahwa tanamannya tumbuh baik di kabupaten kami. Sekarang sedang kami siapkan infrastruktur website-nya sehingga bisa diakses publik luas. Begitu website selesai, langsung kami luncurkan, jelas Anas.
Banyuwangi memang gencar menanam pohon. Penanaman pohon dilakukan untuk merehabilitasi lahan kritis seluas 1.420 hektar, dan di sepanjang sempadan sungai seluas 32 hektar dengan total bibit yang ditanam sebanyak 238.200 bibit. Konservasi mata air dilakukan dengan penanaman pohon sebanyak 19.500 bibit.
Sepanjang 2012, sebanyak 3.778.510 bibit berbagai tanaman seperti mahoni, trembesi, sawo kecik, jabon, manggis, melinjo dan meranti ditanam di berbagai lahan, mulai dari kebun rakyat, penghijauan perkotaan dan wilayah industri hingga di sepanjang sungai.
Komitmen Pemkab Banyuwangi terhadap penghijauan mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai juara satu Lomba Penanaman Satu Miliar Pohon tingkat nasional.
sumber : merdeka.com
 

Minggu, 12 April 2015

Perubahan Sosial Transportasi di Lingkungan Masyarakat Malang




Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Definisi dan pengertian tentang perubahan sosial menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut :

Gillin
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material komposisi penduduk, ideologi maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Emile Durkheim  
Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
 
Kingsley Davis
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat
 
Mac Iver 
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium) hubungan sosial.
 
William F. Ogburn 
Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
 
 

 
           Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan social pada masyarakat juga mengalami perubahan. Perubahan kehidupan social pada masyarakat disebabkan adanya modernisasi dalam segala hal baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Cara hidup yang dahulunya tradisional perlahan demi perlahan kini telah tersentuk modernisasi. Akan tetapi terdapat juga masyarakat yang masih tertutup dalam artian selektif tidak sembarangan menerima modernisasi, dengan alasan untuk menjaga warisan dari nenek moyang mereka. Peter L. Berger dalam Evers (1988), menggambarkan dengan jelas perbedaan antara masyarakat kuno dan masyarakat modern. Pada jaman era globallisasi saat ini semua mengalami proses perkembangan. Semua tak luput dari hal yang namanya perkembangan zaman dan teknologi, pada dasarnya semua hilang ditelan oleh perkembangan waktu. Seperti halnya pada transportasi andong, dulu angkutan andong sangatlah populer dikalangan masyarakat umum. Sebagai sarana transportasi kemanapun tujuannya, andong sangatlah ramah lingkungan dan mengjadi alat transportasi masal masyarakat. Namun pada saat ini, dimana era serba praktis dan teknologi membuat andong hanyalah sebagai alat transportasi yang ada di daerah-daerah pariwisata, dan meskipun memang secara realita keberadaan andong saat ini masih ada seperti biasa namun jumlah mereka kian waktu kian menyusut. 
          Dengan hadirnya Mobil sebagai angkutan kota maupun daerah membuat andong kian tersingkir. keefisienan  dan kecepatan waktu menjadikan angkot saat ini lebih ramai peminat, meskipun harga antara andong dan angkot sama-sama ekonomis. Namun secara realita masyarakat mereka lebih memilih untuk kecepatan tiba dilokasi tujuan. Ini menunjukkan adanya perubahan sosial yang cukup terlihat jelas, dimana banyaknya aspek-aspek yang mulai mengalamu pertumbuhan dan perubahan.  
        Seperti yang terlihat digambar yang diambil didaerah jl.Ken Arok Singosari menunjukkan bahwan mereka tetap pertahan ditenggah berkembang dan semakin berubahnya lingkungan sekitar. Mereka mau tidak mau harus bersaing dengan angkot yang lebih dilirik oleh masyarakat sekitar. Perlu adanya kontribusi pemerintah agar keberadaanya andong di daerah-daerah mengalami kepunahan dan ini adalah salah satu aset negara.